Efektivitas

Pencapaian tujuan

Efektivitas program REDD+ dapat diukur dengan memeriksa seberapa jauh sebuah proyek berhasil mencapai tujuannya.

Beberapa contoh tujuan antara lain menurunkan deforestasi dan degradasi hutan, mengurangi kebakaran, dan meningkatkan perlindungan sosial.

Agar proyek menjadi efektif, aktivitas terpilih seharusnya bisa mengatasi akar penyebab deforestasi, apakah berarti menargetkan aktor yang menjadi penyebab kunci deforestasi atau program pada kawasan yang menghadapi risiko tertinggi deforestasi dan degradasi.

Di Indonesia, generasi pertama proyek REDD+ berlokasi di tempat yang paling memberi manfaat keanekaragaman hayati walau area tersebut tidak lantas merupakan area yang menghadapi ancaman deforestasi tertinggi meskipun tujuan kunci REDD+ adalah menurunkan deforestasi. Sebuah studi menelaah tumpang tindih spasial antara stok karbon, keanekaragaman hayati, dan proyeksi ancaman deforestasi menemukan bahwa sebagian besar proyek REDD+ di Indonesia terletak di area dengan kekayaan spesies total tertinggi dan ancaman terhadap kekayaan spesies, tetapi dengan densitas karbon lebih rendah dibandingkan kawasan lindung dan hutan tak terlindung. Hampir seperempat area proyek REDD+ berlokasi di tempat ancaman deforestasi diprediksi relatif tinggi; diduga karena peran besar LSM konservasi dalam pengembangan proyek REDD+. Mayoritas area proyek REDD+ bukan di hutan paling terancam. Hal ini menunjukkan bahwa proyek REDD+ di Indonesia bisa lebih efektif dalam mencapai tujuan program jika berada di lokasi lain.

Penempatan proyek REDD+ generasi pertama di area yang tidak menghadapi ancaman deforestasi tertinggi, membatasi peluang untuk mencapai manfaat terbesar reduksi emisi maupun konservasi keanekaragaman hayati secara efektif. Jika REDD+ dimaksudkan memberi manfaat tambahan bagi iklim dan keanekaragaman hayati, proyek harus fokus pada hutan dengan ancaman deforestasi tertinggi. Hal ini berimplikasi biaya bagi masa depan implementasi REDD+. Riset masa depan seharusnya secara eksplisit menelaah biaya terkait lokasi proyek REDD+ di hutan yang sangat penting untuk keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati dalam konteks REDD+ akan memerlukan investasi tambahan[1].

Menyampaikan manfaat

Efektivitas dalam memberikan manfaat terkait bagaimana dan sejauh apa dampak bagi penerima manfaat.

Program Transfer Langsung Bersyarat Peru tidak menyediakan kompensasi uang langsung kepada anggota subkomite pemantauan atas upaya mereka; lebih tepatnya, dana yang dialokasikan kepada komunitas untuk konservasi digunakan oleh para anggota subkomite untuk berkaryawisata. Sebuah studi menemukan bahwa satu komunitas, anggota subkomite pemantauan menyatakan ketidakpuasan terhadap manfaat (uang, makanan, dan suplai) yang mereka andalkan dan gunakan untuk kunjungan lapangan karena tiga alasan: kurangnya kompensasi uang untuk waktu mereka; seringnya keterlambatan pencairan dana untuk kegiatan pemantauan; dan sumber daya yang tidak cukup untuk memenuhi tanggung jawab pemantauan. Semua yang di wawancara juga menyatakan bahwa mereka harus menerima kompensasi uang untuk pekerjaan mereka karena keterlibatan mereka dalam pemantauan melibatkan waktu yang menyebabkan mereka jauh dari keluarga dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Lagipula, sering terjadinya keterlambatan dalam pencairan dana untuk pemantauan hutan. Rendahnya tingkat manfaat dan tantangan pencairan dana, berdampak negatif pada kepuasan anggota subkomite lokal, persepsi manfaat, dan kemungkinan kepercayaan pada program REDD+. Agar program REDD+ efektif, manfaat harus cukup memuaskan pelaku proyek serta mengimbangi biaya peluang yang dihadapi dalam mendukung inisiatif REDD+[2].

Manfaat tambahan lain

Efektivitas dalam mencapai manfaat tambahan dipengaruhi oleh lokasi proyek atau fokus geografis.

Di daerah Kilosa, Tanzania, Inisiatif REDD+ memberikan cukup banyak manfaat non-karbon. Rencana Penggunaan Lahan Partisipatif Desa atau Village Participatory Land Use Plans (VPLUPs) membantu memfasilitasi implementasi program REDD+, menurut (95,4%) responden. Penduduk menekankan manfaat tambahan yang mereka terima dari program REDD+, seperti kegiatan alternatif yang menghasilkan pendapatan, Pendidikan lingkungan, dan kompor untuk memasak yang lebih baik. satu skema pinjaman disebutkan oleh penduduk desa sebagai salah satu manfaat tambahan utama karena memberi akses pinjaman dan kredit yang dapat digunakan untuk memulai usaha kecil dan meningkatkan pendapatan mereka. Penduduk bisa mendapatkan modal keuangan yang dibutuhkan dan peralatan untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka, memenuhi kebutuhan dasar untuk keluarga, dan membayar kembali pinjaman ketika mereka menjual hasil pertanian selama masa panen.

Meskipun keseluruhan dukungan untuk proyek REDD+ dan manfaat non-karbon yang dihasilkan, ketersediaan manfaat tambahan di masa depan menjadi perhatian. Penduduk menyatakan kekhawatiran ketidaktersediaan manfaat non-karbon. Hal ini menjadi masukan untuk meningkatkan ketersediaan pendanaan REDD+ pada masa depan untuk mempertahankan ketersediaan manfaat tambahan. Contohnya, dalam meningkatkan kompor masak, kesediaan penduduk untuk menerima teknologi perlu didukung dengan kebijakan proyek yang dapat ditegakkan dan mempromosikan kompor yang lebih baik. Kecuali tersedianya tahap pendanaan karbon lainnnya untuk mempertahankan program REDD+, orang-orang mungkin menjadi kecewa.

Secara keseluruhan, studi menggarisbawahi perlunya mempertimbangkan manfaat tambahan pada perencanaan, desain, dan implementasi dari REDD+. Inklusivitas NCBs dalam REDD+ akan memastikan penerimaan oleh masyarakat yang menjadi tuan rumah. Memahami sinergi di antara VPLUPs dan REDD+ yang terkait dengan manfaat non-karbon dapat mengarah pada perencanaan, desain, dan implementasi inisiatif yang lebih baik.

Mengukur efektivitas kebijakan

REDD+ secara umum merupakan salah satu instrumen kebijakan dengan perpaduan yang kompleks antara kebijakan hutan dan lahan yang bekerja bersama untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan di suatu negara.

Mengukur efektivitas kebijakan melibatkan identifikasi cara untuk mencapai skema REDD+ nasional yang lebih efisien, efektif, dan adil. Kondisi kontekstual khusus negara dan interaksi antara kebijakan yang ada menambah kompleksitas progres pengukuran kebijakan dalam mencapai tujuan REDD+.

Bagaimana pembuat kebijakan membandingkan dan menilai pilihan yang berbeda untuk instrumen REDD+ seperti pembagian manfaat? Penilaian kinerja kebijakan dan pilihan kebijakan merupakan bidang penting yang sedang berkembang. Penilaian kinerja kebijakan menuntut kajian multidisiplin pada tingkat pemerintahan berbeda dan kerangka penilaian yang fleksibel yang dapat menghasilkan pemahaman yang sama mengenai hal yang perlu dinilai.

Satu studi mengevaluasi keefektifan kebijakan bauran pada Proyek Pemukiman Berkelanjutan di Amazon (Projeto Sustainable Settlements in the Amazon atau PAS) yang merupakan proyek REDD+ awal yang diluncurkan sepanjang jalan raya trans-Amazon di Amazon Brasil, menemukan bahwa campuran intervensi, termasuk insentif, disinsentif, dan kegiatan pendukung merupakan strategi yang menjanjikan untuk mengurangi tingkat deforestasi di antara pemilik lahan kecil di Amazon. Kajian yang melibatkan 350 peserta di negara bagian Para, dengan hasil utama –penurunan 50% tingkat deforestasi– menunjukkan bahwa kebijakan yang bekerja bersamaan dapat menjadi strategi yang efektif. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa kehadiran pelaku proyek di lapangan selama jangka waktu panjang dan penerapan langkah komando dan kendali secara bertahap di daerah-daerah terpencil mungkin mendukung keberhasilan. Meskipun intervensi kebijakan bauran spesifik ini mungkin tidak sesuai untuk negara lain, pendekatan ini mungkin dapat diterapkan di daerah lain di Amazon Brasil yang berharap dapat mengadopsi proyek REDD+[3].

Sumber

[1] Murray, J.P., Grenyer, R., Wunder, S., Raes, N., Jones, J.P.G., 2015. Spatial patterns of carbon, biodiversity, deforestation threat, and REDD+ projects in Indonesia: The delivery of biodiversity benefits in REDD+. Conservation Biology 29, 1434–1445.

[2] Kowler, L., Kumar Pratihast, A., Pérez Ojeda del Arco, A., Larson, A.M., Braun, C., Herold, M., 2020. Aiming for Sustainability and Scalability: Community Engagement in Forest Payment Schemes. Forests 11, 444.

[3] Simonet, G., Subervie, J., Ezzine‐de‐Blas, D., Cromberg, M., Duchelle, A.E., 2019. Effectiveness of a REDD+ Project in Reducing Deforestation in the Brazilian Amazon. American Journal of Agricultural Economics 101, 211–229.