Selama ini teknik pengusahaan kebun karet klonal berorientasi pada pola monokultur intensif. Petani dengan berbagai kendala teknis, sosial-ekonomis dan kelembagaan tidak mudah untuk mengadopsi dan mengiimplementasikan pola monokultur tersebut. Sejak sepuluh tahun terakhir, World Agroforestry Centre, Centre de Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Developpement dan Balai Penelitian Sembawa telah melakukan penelitian tentang pola wanatani berbasis karet (rubber-based agroforestry systems/RAS) sebagai alternatif pola monokultur yang adaptif terhadap kebutuhan petani.
Salah satu sistem ini adalah Sistem Wanatani Ekstensif (RAS 1) dimana pengelolaannya setara dengan hutan karet rakyat namun bahan tanam karet asal seedling diganti dengan karet klonal yang dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang menyerupai hutan sekunder. Sistem ini ditujukan untuk mengurangi biaya pembangunan kebun karet, peningkatan keragaman hayati dan produktivitas kebun serta fungsi hidro-orologisnya.
