{{menu_nowledge_desc}}.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam pendugaan luas bidang dasar tegakan dan kerapatan tegakan: studi kasus di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung

Export citation

Salah satu daerah yang memiliki areal agroforestri kopi yang cukup luas adalah Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung. Masyarakat di Sumberjaya sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani kopi. Meningkatnya luas lahan agroforestri kopi di Surnberjaya berpengaruh terhadap peningkatan penutupan pohon yang ada. Untuk mengetahui tingkat penutupan pohon di suatiu areal dapat digunakan faktor-faktor biofisik yang dirniliki oleh tegakan hutan. Faktor biofisik yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu : Luas Bidang Dasar Tegakan (LBDT) dan Kerapatan Tegakan (Stand Density). Pengukuran kedua faktor tersebut apabila dilakukan secara langsung di lapangan untuk areal yang luas akan memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. Salah satu alternatifnya adalah penggunaan teknologi penginderaan jauh. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat hubungan antara faktor biofisik tegakan hutan dengan data penginderaan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model yang paling tepat yang dapat digunakan dalarn pendugaan luas bidang dasar tegakan (LBDT) dan kerapatan tegakan (Stand Density) dengan menggunakan data citra satelit serta menentukan tingkat penutupan pohon yang ada di hutan alam dan di lahan agroforestri (kebun kopi multistrata). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : citra SPOT multispektral 2002 citra SPOT Pankromatik 2002 orthophoto foto udara tahun 1993 DEM (Digital Elevation Model) Sumberjaya dan data lapangan yang berupa LRDT dan kerapatan tegakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu : pengambilan data lapangan (ground check): pengolahan citra satelit dan analisis data. Pengolahan citra satelit ada empat tahap yaitu : koreksi geometris koreksi radiometris koreksi topografis dan ekstraksi nilai reflektan citra satelit dan nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Analisis data dibagi menjadi tiga yaitu : analisis hubungan antara luas bidang dasar tegakan (LBDT) dan kerapatan tegakan (KT) dengan nilai spektral citra satelit pembuatan peta luas bidang dasar tegakan (LBDT) dan kerapatan tegakan (KT) Kecamatan Sumberjaya serta analisis tingkat penutupan pohon di hutan alam dan di kebun kopi multistrata. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan metode pengembangan variable area transect (Sheil et al. 2003). Transek berukuran 60 m x 40 m dan terdiri dari 12 sel dengan ukuran 10 m x 20 m. Transek ditempatkan di kebun kopi multistrata (30 transek) dan di hutan alam (10 transek). Data yang dialnbil di lapangan adalah data luas bidang dasar tegakan (LBDT) dan kerapatan tegakan (KT) untuk tanaman kehutanan dengan diameter batang >= 10 cm. Koreksi topografis dilakukan dengan metode Lambert Minnaert dan pengembangan (extended) Minnaert. Nilai reflektan yang diekstrak adalah nilai reflektan citra SPOT multispektral 2002 setelah koreksi radiometris dan setelah koreksi topografis. Analisis data untuk rnengetahui hubungan antara data lapangan (LBDT dan KT) dan nilai reflektan citra SPOT inultispektral dilakukan dengan metode analisis regresi linier sederhana. Model regresi terbaik dilihat dari nilai R2 tinggi dan nilai RMSE (Root Mean Square Error) rendah. Hasil analisis regresi linier sederhana antara data LBD'T dengan data nilai reflektal: citra SPOT rnultispektral menunjukkan bahwa model terbaik adalah model yang menggunakan nilai reflektan band I setelah koreksi topografis Minnaert sebagai peubah bebas. Model penduga LBDT tersebut yaitu : LBDT = - 15346 Band 1 Minnnaert + 15895 dengan R~ = 609 % dan RMSE = 1257 m2/Ha. Untuk hasil analisis regresi sederhana data KT dengan data nilai reflektan citra SPOT rnultispektral model terbaik adalah model cod el yang menggunakan nilai reflektan band 1 setelah koreksi torografis Minnaert sebagai peubah bebas. Model penduga KT yaitu : KT = - 17155 Band 1 Minnaert + 18552 dengan R~ = 682 Oh dan RMSE = 120 pohotliHa. Jika dilihat dari nilai R' dan RMSE model penduga LBDT dan KT tidak dapat menduga secara akurat data LBDT dan KT di lapangan. Kedua model tersebut hanya dapat memberikan gambaran kondisi penutupan pohon di lapangan. Analisis tingkat penutupan pohon di kebun kopi (lahan agroforestri) dan di hutan alam dilakukan dengan mengbanakan data talnbahan yang berupa hasil klasifikasi citra SPOT multispektral 2002 (Sumantri 2004). Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan overluy peta Li3DT dan KT dengan pela hasil klasitikasi citra SPOT multispektral. Hasil over-lay peta LBDT di hutan alam menunjukkan bahwa LBDT hutan alam di Sulnberjaya berkisar antara 088 - 8632 mZ / ~ aU.n tuk kebun kopi multistrata LBDT berkisar antara 088 - 5613 &a. Untuk peta KT hasil over-/cry lnenunjukkan bahwa kisaran KT hutan alam di Suinberjaya berkisar antara 3 - 89451 pohon/Ha. KT di kebun kopi lnultistrala lnemiliki kisaran antara 3 - 63719 pohon/FIa. Untuk mengetahui LBDT total dan KT total di kebun kopi dan hutan alam dilakukan dengan mengkonversi nilai dugaan LBDT dan KT tiap piksel dikalikan dengan luajan tiap piksel. LBDT total di hutan alam sebesar 75.79716 mZ dan LBDT total di kebun kopi sebesar 119.87276 m'. Dengan luasan hutan alam di Sumberjaya 2 147 Ha maka LBDT total hutan alam hanya lnenutupi 035 % dari luas hutan alam seluruhnya. LBDT total kebun kopi hanya lnenutupi 011 % dari luas kebun kopi di Sulnberjaya (1 l.2478 Ha). Julnlah pohon total di hutan alam sebanyak 1.014.802 pohon sedangkan di kebun kopi sebanyak 2.262.759 pohon. Analisis tingkat penutupan pohon di atas memberikan hasil bahwa LBDT total dan jumlah pohon total di hutan alam iebih kecil dari LBDT total dan jumlah pohon total di kebun kopi multistrata. Nalnun jika dilihat dari persentase LBDT total hutan alam terhadap luasan hutan alam (035 %) lebih besar dari persentase LBDT total kopi multistrata terhadap luasan kopi multistrata (O11 %). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penutupan pohon di kebun kopi multistrata masih rendah jika dibandingkan dengan hutan alam.
    Publication year

    2004

    Authors

    Kurniawan, A.

    Keywords

    Geographical information systems

Related publications