CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Land-use suitability maps and scenarios for targeted commodities and landscapes. CACAOmustahan. Volume 1, Issue 2. February 2023. Report highlights from SFITAL Philippines

Ekspor kutipan

Due to its high cacao production, contributing almost 80% of the country’s total production, the Davao region was coined as the Cacao Capital of the Philippines. However, there are still areas in the region that are not maximized in terms of production; this includes the province of Davao de Oro (formerly Compostela Valley). This is despite all the resources devoted by the national and local government, as well as development partners, to strengthen the province’s cacao industry. This is also happening even if data shows that there has been a continuous expansion of areas planted with cacao—some of which used to be forests.
    Tahun publikasi

    2023

    Penulis

    Gel Noza, Z.; Menguito, M.A.

    Bahasa

    English

    Kata kunci

    cocoa, agroforestry, small scale farming

    Geografis

    Philippines

Publikasi terkait