CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR-ICRAF menerbitkan lebih dari 750 publikasi setiap tahunnya mengenai agroforestri, hutan dan perubahan iklim, restorasi bentang alam, pemenuhan hak-hak, kebijakan hutan dan masih banyak lagi – juga tersedia dalam berbagai bahasa..

CIFOR-ICRAF berfokus pada tantangan-tantangan dan peluang lokal dalam memberikan solusi global untuk hutan, bentang alam, masyarakat, dan Bumi kita

Kami menyediakan bukti-bukti serta solusi untuk mentransformasikan bagaimana lahan dimanfaatkan dan makanan diproduksi: melindungi dan memperbaiki ekosistem, merespons iklim global, malnutrisi, keanekaragaman hayati dan krisis disertifikasi. Ringkasnya, kami berupaya untuk mendukung kehidupan yang lebih baik.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Variability of East Africa tamarind (Tamarindus indica L.) populations based on morphological markers

Ekspor kutipan

Tamarind was recently earmarked for conservation to support livelihoods in East Africa. The objective of the current study was to generate knowledge of tamarind morphological variations, their correlation to environment, relation to mitochondrial haplotypes and thus suitability as markers for germplasm and conservation units' selection in East Africa. We characterized variations in tamarind diameter at breast height (DBH), crown section area (CSA) and height (morphological characters) in different environment (temperature, rainfall, soils, habitats, Phytocoria, altitudes and latitudes) and mapped the variations in relation to established mitochondria haplotypes. Results show that tamarind mean height, DBH and CSA increased from Island to mainland Phytocoria; respectively < 5 m to 14 m, 61 cm to 189 cm and 28 m3 to 229 m3 and were influenced (P

Publikasi terkait