
Meski stok karbon hutan mangrove Indonesia sendiri 3 miliar ton CO2 ekuivalen, dan total hutan mencapai triliunan ton CO2 ekuivalen, tak ada satu pun proyek yang terdaftar di IDX yang berasal dari sektor kehutanan.
Sejauh yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup, semua proyek yang telah terdaftar dengan total 2,48 juta CO2 ekuivalen berasal dari sektor energi. Hanya satu yang berasal dari energi terbarukan.
Tak adanya sektor kehutanan menarik perhatian. Sebab, sebelum ada perdagangan karbon di bursa, sektor kehutanan telah memulainya lewat mekanisme antar negara, misalnya melalui program Reduction Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (REDD+).
Peneliti senior Center for International Forestry Research - World Agroforestry (CIFOR - ICRAF), Herry Purnomo, menuturkan bahwa belum adanya sektor kehutanan di bursa karbon itu merepresentasikan kompleksitas pengukuran stok karbon di hutan.