CIFOR-ICRAF aborda retos y oportunidades locales y, al mismo tiempo, ofrece soluciones a los problemas globales relacionados con los bosques, los paisajes, las personas y el planeta.

Aportamos evidencia empírica y soluciones prácticas para transformar el uso de la tierra y la producción de alimentos: conservando y restaurando ecosistemas, respondiendo a las crisis globales del clima, la malnutrición, la pérdida de biodiversidad y la desertificación. En resumen, mejorando la vida de las personas.

CIFOR-ICRAF produce cada año más de 750 publicaciones sobre agroforestería, bosques y cambio climático, restauración de paisajes, derechos, políticas forestales y mucho más, y en varios idiomas. .

CIFOR-ICRAF aborda retos y oportunidades locales y, al mismo tiempo, ofrece soluciones a los problemas globales relacionados con los bosques, los paisajes, las personas y el planeta.

Aportamos evidencia empírica y soluciones prácticas para transformar el uso de la tierra y la producción de alimentos: conservando y restaurando ecosistemas, respondiendo a las crisis globales del clima, la malnutrición, la pérdida de biodiversidad y la desertificación. En resumen, mejorando la vida de las personas.

CIFOR–ICRAF publishes over 750 publications every year on agroforestry, forests and climate change, landscape restoration, rights, forest policy and much more – in multiple languages.

CIFOR–ICRAF addresses local challenges and opportunities while providing solutions to global problems for forests, landscapes, people and the planet.

We deliver actionable evidence and solutions to transform how land is used and how food is produced: conserving and restoring ecosystems, responding to the global climate, malnutrition, biodiversity and desertification crises. In short, improving people’s lives.

Ilmuwan CIFOR-ICRAF, Dr Daniel Murdiyarso Terpilih Menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)

  • Dr Daniel Murdiyarso, Ilmuwan Utama CIFOR-ICRAF akan memimpin lembaga prestisius Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) selama lima tahun hingga 2028.
  • Dr Murdiyarso merupakan guru besar Departemen Geofisika dan Meteorologi, IPB dengan fokus riset antara lain mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, perubahan pemanfaatan lahan dan siklus biogeokimia.
  • AIPI didirikan termasuk oleh ilmuwan yang kemudian menjadi Presiden RI dan diperkuat oleh Undang Undang pada 1990, yang berperan sebagai wadah bagi ilmuwan terkemuka Indonesia.

Secara aklamasi, Ilmuwan Utama CIFOR-ICRAF Dr Daniel Murdiyarso terpilih menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

“Menjadi kehormatan besar untuk memimpin Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia selama lima tahun ke depan,” kata Dr Murdiyarso, yang menjadi anggota sejak 2002. “Ini bukan kepercayaan yang mudah, tetapi saya yakin, melalui kebersamaan dalam akademi ini, kita akan mampu mewujudkan tujuan memelihara gairah ilmu pengetahuan Indonesia dan memberi dampak lebih besar,” paparnya dalam sambutan penerimaan.

Telah 20 tahun Dr Murdiyarso menjadi ilmuwan CIFOR-ICRAF, lembaga terdepan dalam riset-aksi dalam bentang alam pohon, hutan dan agroforesti. Ia memberi kontribusi signifikan dalam membangun pemahaman global mengenai urgensi ekosistem lahan basah, selain terlibat dalam sejumlah kolaborasi internasional dan proyek riset pengembangan strategi manajemen lahan basah berkelanjutan.

“Dengan bangga kami mengucapkan selamat pada Daniel atas pencapaian istimewa ini,” kata CEO CIFOR-ICRAF, Eliane Ubalijoro. “Komitmen Daniel pada ekselensi dan peningkatan kehidupan masyarakat Indonesia dan global melalui karya menjadi teladan semangat inovasi dan dedikasi yang mendorong CIFOR-ICRAF melangkah maju.”

Keputusan ini diambil pada Sesi Pleno AIPI, 27 Juni, menunjuk Dr Murdiyarso – Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI saat ini – dengan dukungan penuh dari seluruh anggota termasuk mantan Menteri Lingkungan Hidup dan otoritas perubahan iklim Indonesia, Emil Salim.

Sepanjang karirnya, Dr Murdiyarso memberi kontribusi signifikan dalam riset perubahan iklim di Indonesia dan dunia.

Sebagai mantan Wakil Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, ia menjadi Penanggungjawab Nasional dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Ia juga memainkan peran besar dalam perolehan Hadiah Nobel Perdamaian Panel Antar-pemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC) sebagai Penulis Utama Laporan Asesmen Ketiga IPCC dan Laporan Khusus IPCC mengenai Penggunaan Lahan, Perubahan Penggunaan Lahan dan Kehutanan.

Dalam dua dekade terakhir, ia mempublikasikan lebih dari 100 karya riset mengenai perubahan penggunaan lahan dan siklus biogeokimia, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ia memperoleh pengakuan global atas karyanya, antara lain Penghargaan Ahmad Bakrie (2010), Penghargaan Sarwono-LIPI 92018), dan Penghargaan Habibie (2020).

Pada 2022, Dr Murdiyarso menerima gelar doktor kehormatan dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Helsinki, Finlandia. Penghargaan ini menjadikanya orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari universitas tersebut.

Tokoh ilmuwan terkemuka, termasuk ilmuwan yang kemudian menjadi presiden Indonesia BJ Habibie, mendirikan AIPI, dan diperkuat Undang Undang pada 1990. AIPI berfungsi sebagai wadah bagi ilmuwan terkemukan Indonesia dan dibagi menjadi lima bidang: komisi ilmu pengetahuan dasar, ilmu kedokteran, ilmu rekayasa, ilmu kebudayaan dan sosial. Saat ini, AIPI berisi 56 anggota aktif.

UNTUK INFORMASI LEBIH JAUH DAN PERMINTAAN WAWANCARA MEDIA, SILAHKAN HUBUNGI:

Azzura Lalani
Kepala Penjangkauan dan Pelibatan Global
CIFOR-ICRAF
Email: a.lalani@cifor-icraf.org
Budhy Kristanty
Koordinator Komunikasi Asia
CIFOR-ICRAF
Email: b.kristanty@cifor-icraf.org